A N D H I K A R A Y A
jalan tikus digitalisasi jasa fotografi

Jalan Tikus “Digitalisasi Jasa Fotografi Melalui Edu-Marketing”

Jasa Fotografi Mampu Bertahan di Era Pandemi Covid-19
Lomba : Gerakan Literasi Digital Melalui Lomba Konten Bertema Covid
Today a Reader, Tomorrow a Leader

Salam sehat selalu untuk kita semua.
Salam gerakan literasi digital.
Perkenalkan nama saya Dicki Hardi Wantoro akan berbagi pengalaman menarik mempertahankan bisnis jasa fotografi di tengah-tengah pandemi Covid-19. Berbicara tahun 2020 akan selalu dikenang sepanjang sejarah kehidupan manusia di dunia khususnya di negara Indonesia. Bukan sebuah kenangan indah akan sebuah prestasi nomor 1 di dunia tetapi kenangan pahit yang membatasi setiap manusia untuk beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Tidaklah lain hal ini disebabkan oleh adanya wabah Virus Covid-19. Virus yang pertama kali terindentifikasi di Kota Wuhan, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019 ini masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020. Semenjak bulan tersebut multidimensi kehidupan masyarakat di Indonesia ibarat terkena syok yang mengakibatkan tekanan darah menurun secara drastis. Kehidupan sosial ekonomi dan kesehatan setiap orang terkena dampak dari adanya pandemi Covid-19.

Dilansir dari jember.info tercatat sudah 1937 jiwa positif terpapar virus Covid-19 dengan angka kematian sebanyak 72 jiwa. Jumlah yang sangat fantastis penyumbang angka kematian tercepat di Kabupetan Jember. Korban mulai berjatuhan, bukan tanpa adanya persiapan karena masih minim informasi tentang pandemi Covid-19 bahkan di tahun tersebut masih belum ada vaksin Covid-19. Hal ini yang membuat pemerintah Kabupaten Jember mengharuskan warganya untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan tidak boleh berkumpul di luar dengan banyak orang. Tentunya sangat berimbas terhadap angka jual beli jasa fotografi berkurang hingga tersisa 10%. Tidak berdaya adalah sebuah ungkapan yang sangat tepat di ungkapkan dari mulut kami dan setiap pelaku bisnis UMKM di Kota Jember khususnya jasa fotografi. Sebuah pertanyaan muncul ke dalam pikiran apakah kami takut ? Secara sadar sesuai hati nurani kami merasa takut dan kami telah kehilangan orang-orang kreatif yang memiliki skill di bidang foto dan video. Hal ini dikarenakan kami memilih mempertahankan bisnis jasa fotografi yang telah dirintis sejak tahun 2015.

Jalan Tikus “Digitalisasi” Solusi Jitu

Evaluasi diri adalah kata kunci yang harus dilakukan untuk mengembalikan kondisi interaksi konsumen dengan jasa fotografi. Dari hari ke hari semenjak bulan Maret 2020 pandemi Covid-19 menyerang kota Jember, kami mencari rumus titik potong garis agar sumbu x (jasa kami) dan sumbu y (pelanggan) dapat bertemu di titik optimal. Tujuannya tidak lepas dari keinginan untuk menumbuhkan kembali pundi – pundi uang masuk ke kas kami. Dengan kata lain kami berusaha semaksimal mungkin agar bisa menutup biaya produksi walaupun dengan rela kami harus mengesampingkan keinginan untuk mendapatkan untung. Membuka buku lama, membaca dan terus mencari informasi cara meningkatkan penjualan di era pandemi Covid-19 merupakan salah satu cara mengasah kemampuan untuk mengikuti trend ekonomi dunia saat ini.

Lambat laun kami menemukan “Jalan Tikus” dari berbagai informasi yang telah kami pelajari yaitu memanfaatkan era digitalisasi untuk memasarkan jasa fotografi. Kami lebih mengoptimalkan pemasaran melalui media sosial yaitu Instagram @andhikarayastudio dan menghidupkan kembali website www.andhikaraya.com. Tidaklah mudah memasarkan jasa melalui media sosial dan website karena bisnis jasa masih dianggap tidak meyakinkan dalam tanda kutip orang takut tertipu terhadap jasa abal-abal. Belum lagi setiap orang juga mengalami kondisi yang sama terkena dampak virus Covid-19 sehingga lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Dari pemikiran tersebut kami mendapatkan sebuah formula tentang edu-marketing di media sosial dan website. Hal ini dapat membuat setiap orang akan lebih percaya terhadap produk atau jasa yang kita tawarkan.

Edu-Marketing “Edukasi dan Marketing” di Platform Media Sosial

Edu-marketing adalah konsep pemasaran yang di dalamnya mengandung konten edukasi, dengan tujuan agar setiap orang mendapatkan pengetahuan lebih dari setiap jasa yang ditawarkan oleh produsen. Tidak sebatas akan manfaat dari suatu produk atau jasa tetapi berisi pengetahuan yang jarang orang terima. Edu-Marketing dapat kita sampaikan melalui sebuah kata “Tips” dalam arti bahasa kekinian yang mudah diterima oleh generasi milenial. Salah satu contoh edu-marketing di jasa fotografi adalah memberikan “Tips Pas Foto Nikah” bagi calon pengantin. Sebuah informasi tentang cara mempersiapkan diri saat sesi pemotretan pas foto nikah agar dihasilkan pas foto nikah yang baik. Memang sebuah edukasi yang sederhana tetapi jika kita terus memberikan konten edukasi kepada setiap orang maka kita akan mendapatkan respon yang positif dan “order” ke jasa yang kita tawarkan. 6 bulan selanjutnya kami mendapatkan trafic pengunjung website sebanyak 14.682 orang dan dari instagram kami mendapatkan banyak pesan order. Dari solusi jalan tikus kami mendapatkan hikmah bahwa digitalisasi memiliki peran yang sangat membantu menumbuhkan perekonomian walaupun di tingkat UMKM. Terus berkarya, jangan patah semangat, era digital bersama kita.